Selama ini kita memahami Sabar hanya terhadap derita yang menimpa. Apakah ada Sabar terhadap kenikmatan? Bukankah terhadap kenikmatan yang meliputi kita harus bersyukur? Betul, tetapi kitapun dituntut untuk bersabar di dalam kenikmatan. Tajul 'Arifin Amirul mukminin berkata :
0 Comments
Dalam satu pengajian seorang jamaah bertanya: "Ustad, kapan do'a kita dikabulkan Allah? Atau paling tidak berapa lama kita harus berdo'a sehingga dikabulkan Allah?”
Pertanyaan jujur yang menarik. Dalam hati kita semua pasti pernah bertanya dengan pertanyaan sama yang diajukan jamaah tersebut. Hari ini kita melanjutkan kembali kajian tentang tafsir sabar. Dalam Al-Quran,
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا Maka, bersabarlah dengan kesabaran yang indah. (Al-Ma‘ārij [70]:5) Sabar adalah proses yang terus menerus. Seseorang yang berada dalam Sabar akan melewati tiga tingkatan dari Manzilah Sabar ini. Dalam kitab Mahajjah al-Baydha', Fayd al-Kasyani berdasarkan berat dan ringannya Sabar menjadi tiga bagian:
Masih ingatkah tentang kisah Anik Qoriah Sri Wijaya? Ibu muda di Bandung dan alumni Planologi ITB (Bukan perempuan biasa) ia membunuh ke 3 anak lelakinya dengan meracuni mereka. Yang mengherankan ibu muda ini terlihat shalehah dengan selalu mengenakan pakaian 'syar'i', dan yang lebih mengherankan adalah alasan dibalik perbuatannya itu bahwa dia melakukan hal tersebut karena kekhawatirannya akan pengaruh keburukan di zaman ini yang menurutnya akan merusak keimanan dan apa yang dilakukannya semata upaya menyelamatkan anak-anaknya tersebut.
|
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
May 2024
Categories
All
|