Dalam satu pengajian seorang jamaah bertanya: "Ustad, kapan do'a kita dikabulkan Allah? Atau paling tidak berapa lama kita harus berdo'a sehingga dikabulkan Allah?” Pertanyaan jujur yang menarik. Dalam hati kita semua pasti pernah bertanya dengan pertanyaan sama yang diajukan jamaah tersebut. ![]() Doa adalah permohonan kita kepada Allah agar Allah mewujudkan apa yang kita harapkan. Allah SWT sendirilah yang menuntut kita berdo'a : وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah [2]:186) وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir :60) Jadi, bukanlah sesuatu yang harus diragukan lagi jika Allah SWT sendiri yang menggaransi untuk mengijabah do'a-do'a seorang hamba. Namun tidak berarti setiap berdo'a 'cespleng' langsung terjadi apa yang diinginkan. Do'a bukanlah mantera sim salabim. Do'a adalah permohonan yang mengabulkan adalah Allah Zat yang tidak mungkin diperintah siapa pun. Berdoa juga ada syarat dan syurutnya. Dalam penantian do'a kita diijabah oleh Allah inilah kita menjadi tidak sabar. Kita jengkel apa yang kita minta belum terlihat 'hilalnya'. Padahal kita merasa sudah selalu berdoa dan syarat-syurutnya sudah kita penuhi. Ada seorang pengikut Musa as datang mengadu kepada Musa as dan berkata : "Ya Musa mengapa do'a-do'aku tidak diijabah Tuhanmu padahal aku sudah 150 tahun berdoa." Musa as bermunajat dan Allah berkata kepada Musa: "Ya Musa sampaikan kepada setiap hamba-Ku bahwa Aku mencintai suara hamba yang merintih dan memohon kepada-Ku." Imam Ja'far As-Shodiq berkata: "Di antara Adab dalam do'a adalah Sabar." Apa yang dimaksud? Bahwa seorang hamba hendaklah terus menerus berdoa. Kedua berdo'a tidak dilakukan buru-buru dan sesukanya dalam bersikap ketika berdo'a. Mulailah dengan niat yang tulus, pilihlah tempat yang tepat, lantunkan untaian do'a khusyu. Dan jangan pernah mendikte Allah untuk segera memberikan apa yang kita minta. Jika seluruh Adab berdo'a telah sempurna pasti Allah kabulkan. Namun kita harus ingat bahwa Allah mengabulkan do'a melalui empat cara. (1) Memberikan apa yang diminta. (2) Menggantikan dengan yang lebih baik. (3) Menolakkan bala'. (4) Allah tunda hingga hari kiamat. Sabar dalam berdo'a dengan tidak lagi mempertanyakan kapan Allah akan kabulkan, tapi ubahlah pola do'a kita menjadi bagian komunikasi ruhaniah kita dengan Allah SWT. Sehingga di dalamnya tidak ada lagi tuntutan-tuntutan tapi yang ada adalah pengaduan dan kemesraan bersama Allah. Muhyiddin Ibn Arabi menyebut: “Saat seorang hamba berdoa, sesungguhnya Allah yang tengah memanggilnya untuk datang kepada-Nya. Semakin panjang dan lama do'a yang disampaikan, menunjukkan bahwa semakin panjang dan lama Allah ingin bersamanya." Bersabarlah dalam berdoa dan menanti ijabah, karena Allah ingin selalu bersama hamba yang Sabar. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
May 2024
Categories
All
|