Hari ini kita melanjutkan kembali kajian tentang tafsir sabar. Dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا Maka, bersabarlah dengan kesabaran yang indah. (Al-Ma‘ārij [70]:5) ![]() Perintah Allah untuk kita sabar dengan kesabaran yang indah. Ada tujuh ayat di dalam al-Qur'an Allah menggunakan kata 'Jamil'. Jamil bermakna indah dan Allah sendiri mensifati diri-Nya dengan kata in : "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan". Nah kemudian Allah menggandengkan kata Sabar dengan kata Jamil ini. Al-Sabr al-Jamil, sabar yang indah. Tentu bukan sekedar sabar biasa karena secara khusus Allah memerintahkan Rasulullah untuk bersabar dengan kesabaran yang indah ini. Apa yang dimaksud dengan Sabar yang indah? Ada banyak yang mendefinisikan. Imam Muhammad al-Baqir cicit Rasulullah saw ketika ditanya tentang Sabr al-Jamil berkata :"Sabar yang padanya tidak ada keluhan terhadap manusia". Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan: "Sabar yang tidak ada padanya kegalauan dan tidak pula keluhan terhadap manusia". Makarim Syirazi dalam Tafsir al-Amtsal menjelaskan tentang Sabr al-Jamil ini: "Dengan ujian yang membakar hati dan mengguncang jiwa namun tidak keluar dari lidahnya segala hal yang menunjukkan ketiadaan syukur, penyesalan, kekhawatiran atau ketakutan. Bahkan berkata "Sabar itu indah" dan berkata "Allah pemberi pertolongan atas apa yang disifati", dan memohon agar Sabar yang ditempuhnya menjadi kenikmatan, Allah memberinya kekuatan, ketabahan menghadapi (badai) topan yang dahsyat. Tidak sekali pun dari lidahnya keluar kata yang tidak pantas". Kemampuan menanggung derita dan terus berupaya mendekatkan diri pada Allah SWT adalah sabar yang indah. Ketika saya sedang hajji ada jamaah yang hampir berkelahi karena saling berdesakkan dan orang di sekitar berteriak Al-Sabr al-Jamil. Kesabaran jiwa dalam menanggung derita yang menimpa pada hakikatnya adalah keindahan. Karena sabar itu akan mematangkan jiwa itu sendiri. Saya sering menggambarkan sabar itu seperti panci yang menanggung panasnya api di luar dirinya dan mematangkan air di dalam dirinya. Begitulah kita menanggung kesulitan dan derita, tapi justru itu membuat jiwa kita semakin matang dan luar biasa. Ketika peristiwa dahsyat pembantaian keluarga mulia Rasulullah saw di sahara Nainawa, Zaynab binti Ali bin Abi Thalib sa, yang wajahnya mirip ibunya (Fathimah Az-Zahra putri Rasulullah saw). Zaynab ditanya tentang dahsyatnya pembantaian itu, ia berkata: "Sungguh tidak aku saksikan kecuali keindahan". Berat memang, tapi keindahan tidak pernah terlukis kecuali dari jemari yang sabar. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
May 2024
Categories
All
|