Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), organisasi pengikut Muslim aliran Syiah di Indonesia, membantah jamaahnya diperbolehkan untuk tidak salat Jumat dan nikah mut'ah (kawin kontrak).
0 Comments
Sepuluh tahun setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, beliau memimpin kafilah jemaah haji. Itulah haji yang pertama, haji yang terakhir. Sepulang dari Makkah, jemaah haji berniat kembali ke daerah mereka masing-masing, tetapi Nabi Muhammad saw memberhentikan jemaah. Yang sudah jauh, dimintanya untuk kembali. Yang belum datang, beliau tunggu. Pada tanggal 18 Dzulhijjah itu, Nabi Muhammad saw meminta para sahabat membuat mimbar dari pelana kuda dan unta, kemudian naik ke atasnya bersama Ali bin Abi Thalib as. Setelah khutbah, Beliau saw bersabda, “Bukankah aku lebih kalian dahulukan dari siapa pun?” Para sahabat menjawab, “Benar ya Rasulallah.” Lalu terdengar Nabi bersabda, “Man kuntu mawlaahu fa hadza ‘Aliyyun mawlaahu. Barangsiapa menjadikan aku mawlanya, jadikan Ali mawla dia juga.”
Perlu diketahui tulisan ini pengamatan di komunitas Syiah dan interaksi langsung dengan tokoh dan ustadz dari ormas IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia): Ustadz Miftah Rakhmat, Dr Muhammad Babul Ulum, dan menyimak kajian dari Dr Jalaluddin Rakhmat. Saya mengikuti aktivitas komunitas sejak tahun 2002 hingga sekarang. Untuk apa ikut dalam kajian Syiah? Agar bisa memahami langsung Islam mazhab Syiah dari para penganutnya dan tokoh-tokohnya.
Wacana tentang Islam di Indonesia mulai kembali pada persoalan ikhtilaf mazhab Sunni dan mazhab Syiah. Sebelumnya muncul isu tentang khilafah dan Wahabi. Tidak jarang di antara pengikutnya terjadi bentrok pemahaman keagamaan dengan menyajikan argumen dengan sumber-sumber yang beragam. Namun, itu terjadi di level media sosial dan sedikit dalam majelis. Itu pun jika masjid yang dijadikan majelis tersebut ada orang-orang yang suka dengan konflik mazhab atau meributkan ikhtilaf. Namun di dunia akademis, lingkungan kampus Islam seperti IAIN/UIN tidak begitu muncul. Mungkin karena sudah biasa dengan perbedaan sehingga tidak seheboh yang diisukan kawan-kawan di media sosial.
Siapa yang dimaksud dengan Syiah? Sebelum berusaha menjelaskannya, terlebih dulu perlu digarisbawahi bahwa kelompok Syiah pun menamai diri mereka sebagai Ahlussunnah, dalam pengertian bahwa mereka juga mengikuti tuntunan Sunnah Nabi dan memang semua kaum Muslim harus mengakui dan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad saw, karena tanpa mengikutinya, seseorang tidak dapat menjalankan secara baik dan benar ajaran Islam.
|
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|