Beberapa hari ini, atau mungkin satu bulan kemarin dan bulan sekarang ini, terganggu dengan sebuah pertanyaan dan pernyataan dari grup-grup whatsapp yang menyebut ajaran Islam mazhab Syiah disebut bukan bagian dari Islam karena ucapan syahadatain, kitab suci, nabi, dan kiblat berbeda dengan umat Islam mazhab Sunni (Ahlussunnah). Bahkan menyebutkan Syiah melegalkan perzinaan dan menghujat sahabat beserta istri Nabi. Sudah pasti pernyataan di atas berasal dari orang-orang kurang gaul dan salah informasi dalam menerima informasi yang terkait dengan Syiah.
0 Comments
Prof Muhammad Quraish Shihab dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Muis Singapore pada Desember 2018, berbicara tentang hukum mengucapkan natal yang pada kesimpulannya beliau memperbolehkannya sepanjang tidak dengan Akidah. Namun, dalam kelanjutan penjelasannya, beliau juga berbicara tentang perbedaan pendapat di antara umat Islam itu sendiri dalam konteks yang lebih luas.
Beberapa waktu yang lalu muncul dalam media sosial yang menyebutkan Sunni dan Syiah itu beda, bahkan menyatakan Syiah bukan Islam. Tentu pernyataan ini datang dari orang yang tidak paham sejarah dan tidak belajar ilmu Kalam (teologi Islam). Jelas bahwa Sunni dan Syiah adalah mazhab yang diikuti umat Islam dalam beragama. Mazhab sebagai jalan dan cara dalam beragama, meski kedua mazhab ini mengambil dasar pemikirannya dari Kitabullah dan Hadis Rasulullah Saw. Syiah dan Sunni, keduanya masih bagian agama Islam sebagaimana disepakati ulama dan cendekiawan sedunia di Jordania tahun 2005 yang dideklarasikan dalam Risalah Amman.
Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengadakan Seminar Penelitian Gerakan Syiah di Indonesia, yang dihadiri oleh organisasi-organisasi Islam, termasuk IJABI (Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia) dan ABI (Ahlulbait Indonesia) pada 14 Desember 2016 di Hotel Millenium, Jakarta Pusat.
Sunni dan Syiah merupakan dua mazhab yang paling penting dalam Islam, dengan sebagian besar umat Islam di dunia menggunakan keduanya sebagai pijakan utama. Dalam perspektif historis, sesungguhnya para imam Syiah dan ulama Sunni pada masa lampau tidak mempertentangkan perbedaan ijtihad mereka. Setiap orang saling menghargai dan tidak ada yang saling melecehkan ijtihad masing-masing. Mereka memahami bahwa mereka bagian dari keluarga umat Islam. Faktanya, mereka hidup berbaur dan tidak sedikit pun menyalakan api perpecahan.
|
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|