Saya mengimani kaum Muslim dan Kristiani menyembah satu Tuhan yang sama. Al-Quran dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan mereka yang mengimani al-Quran dan Tuhannya Ahlul Kitab adalah satu Tuhan yang sama (Q 29:46). Ini memang soal iman. Saya menghargai mereka yang punya pandangan berbeda. Saya akan jawab beberapa keberatan yang kerap diajukan kepada orang yang punya keimanan seperti saya.
0 Comments
Dalam status sebelumnya disebutkan “Perbedaan deskriptif dalam ketiga agama sebenarnya menarik. Tapi yang juga menarik, dan kerap diabaikan, ialah keragaman interpretatif dalam masing-masing agama itu sendiri.” Untuk melihat keragaman internal ini saya akan tulis perspektif Syi’ah tentang kisah pengurbanan anak Ibrahim.
Kemarin sore sempat baca beberapa halaman kitab “Hajar wa Isma’il” ini. Di bagian pendahuluan berjudul “madkhal antropologi li-qira’ah usturah isma’il wa hajar” (pengantar antropologis dalam membaca mitos Isma’il dan Hajar), Fadil al-Rabi’i menyebut observasi menarik tentang keyakinan permulaan bahasa Arab sebagai awal dari pemisahan historis antara Islam dan Yahudi. Mengapa kaum Muslim menyakini bahasa Arab muncul bersama Isma’il ketika memisahkan dari keluarga Ibrahim? Rabi’i menelusuri bagaimana bahasa Arab berasal dari “bahasa airmata” (lughah al-dumu’) hingga menjadi “bahasa ahli surga.” Tentu, itu semua mitos!
Tulisan sebelumnya mendiskusikan bagaimana pandangan John Hick berkembang secara gradual dari Kristologi tradisional menuju model pluralisme yang tidak menitikberatkan pada keunikan Yesus sebagai juru selamat. Perubahan bertahap itu penting dipahami untuk menegaskan bahwa gagasan pluralisme yang dikembangkannya tidak muncul secara tiba-tiba. Di awal karir akademisnya, Hick punya perhatian mendalam pada soal Kristologi, seperti terlihat dalam kritiknya terhadap pandangan D.M. Baille. Dalam bukunya, God was Christ (1948), Baille mengafirmasi kemanusiaan Yesus, tetapi tidak secara eksplisit menerima atau menolak ketuhannya.
Menyambung status sebelumnya tentang insiden ditemukannya mushaf Ibnu Mas’ud. Seperti dituturkan Ibnu al-Jauzi dalam al-Muntadham, peristiwa itu terjadi pada tgl 11 Rajab tahun 398 H. Tidak tanggung-tanggung, mushaf Ibnu Mas’ud disimpan oleh seorang tokoh Syi’ah dua belas (itsna asyariyyah) bernama Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad al-Nu’man, dikenal dgn Ibn al-Mu’allim.
|
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|