Pernahkah anda mendengar nama ini? Abdul Sattar Edhi? Saya ingin mengisahkan sedikit tentang "malaikat pengasih" yang diturunkan Tuhan di Karachi. Di Pakistan semua orang mengenal dan mencintainya. Tak peduli agama atau keyakinan mereka. Ketika wafatnya seluruh penganut agama, mazhab, partai bahkan mereka yang bertikai sontak menjadi sedih dan semua dalam kedamaian ikut mengantarkan jenazah Edhi ke peristirahatannya. Tidak ada orang yang lebih dihormati seluruh golongan di Pakistan kecuali Edhie. Perang sedahsyat apa pun di Pakistan bisa tiba-tiba berhenti jika ambulan Edhi lewat. Edhie dengan 500 dollar memulai membuat apotik gratis bagi orang miskin. Selanjutnya ia membeli mobil ambulan yang ia bawa sendiri untuk membantu siapa pun yang menderita. Bahkan korban konflik dari semua pihak ia selamatkan sehingga ketika ambulan Edhie lewat perang berhenti. Melalui sumbangan masyarakat ia membangun Rumah Bersalin gratis, kemudian Rumah sakit, Panti Asuhan yang mengasuh anak terlantar, yatim atau anak yang tidak sah. Di bawah Yayasannya, ia memiliki 1800 ambulan yang salah satunya sopirnya adalah Edhie sendiri dan ada 20000 anak angkat yang ia asuh. Edhie melakukan semua itu karena deritanya ketika kecil. Ayahnya meninggal dunia dan ibunya menderita lumpuh kemudian gila sehingga dia sendiri yang harus mengurus ibunya, mengobati, memandikan dan memberinya makan. Penderitaan inilah yang memberinya motivasi untuk membantu orang-orang miskin dan tidak mampu. Keluasan samudera hati Edhie dihasilkan melalui kesabarannya yang panjang. Ya, kesabaran telah 'menyepuh' Edhie seorang anak yang miskin menjadi 'Malaikat Pengasih' gelar yang disematkan rakyat Pakistan untuknya. Kesabaran memang menakjubkan, ia menghasilkan manusia-manusia istimewa di muka bumi. Rasulullah Saw bersabda: "Kesabaran itu pahit awalnya tapi manis akhirnya." Bagi orang-orang seperti Edhie, Allah SWT secara khusus menjanjikan : وَالَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عُقْبَى Buالدَّارِۙ Orang-orang yang bersabar demi mencari keridaan Tuhan mereka, mendirikan salat, menginfakan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dan membalas keburukan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapatkan tempat kesudahan (yang baik). (Ar-Ra‘d [13]:22) Sabar bagi Edhie bukan dalam makna menanggung derita karena musibah, tapi sabar dalam arti menanggung kesulitan untuk menyelamatkan kehidupan manusia lainnya. Fayd al-Kasyani menyebut sabar jenis ini sebagai sabr fi al-khidmah (sabar dalam melayani). Ketika orang tua kita sudah sepuh banyak hal yang kadang menjadi persoalan bagi anak dalam melayani orang tuanya, mulai dari kelemahan fisik hingga sensitifitas yang berlebihan. Jika anda seorang pemimpin umat, anda dituntut sabar dalam melayani umat yang kadang memiliki tuntutan yang sangat beragam. Umumnya para Nabi adalah penggembala sehingga mereka sangat terlatih sabar dalam membimbing umatnya. Secara khusus istilah melayani dan mendahulukan kepentingan orang lain sekali pun untuk itu dia harus menanggung derita. Karena itu, dalam al-Qur'an disebut itsar. وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗ Mereka mengutamakan (orang lain) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. (Al-Ḥasyr [59]:9) Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata: Pintu surga hanya Allah buka bagi mereka yang meringankan beban saudaranya yang kesulitan, menghibur saudaranya yang sakit, dan menyembunyikan keburukan saudaranya dari manusia lainnya. Kesabaran jenis ini hanya terjadi ketika hati anda dipenuhi samudera cinta dan penghormatan pada sesama. Ma'ruf al-Karkhi pernah berdo'a: Ya Allah masukkan seluruh kepedihan yang ada di muka bumi ke dalam hatiku sehingga tak tersisa lagi hamba-Mu yang merasakan kepedihan dan biarkan hanya diriku yang menanggung semuanya. Bukalah pintu-pintu surga dengan bersabar dalam melayani mereka yang kehidupannya tidak seberuntung kita. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|