Soekarno menulis buku hebatnya "Di bawah bendera Revolusi" ketika ia di pengasingan di Pesanggrahan Menumbing Bangka Barat. Buya Hamka menghasilkan karya besarnya "Tafsir Al-Azhar" ketika dipenjara di Sukabumi. Hasemi Rafsanjani salah seorang yang sangat berjasa dalam pendirian Republik Islam Iran menulis "Tafsir Rahnama" (Tafsir Petunjuk) Tafsir Tematis al-Qur'an ketika berada di penjara Shah Iran.
Martin Luther King Jr. Penggerak gerakan anti rasisme di Amerika Menulis buku "The Letter from Birmingham Jail" karya yang berisikan surat-surat yang monumental menentang tindakan diskriminatif dan dirinya merasa tengah menjalankan misi kenabian. "Mein Kampf' karya sangat terkenal dan di haram jaddahkan oleh Yahudi di tulis Hitler di balik jeruji besi ketika pemberontakan putsch yang gagal. Nelson Mandela tokoh penerima nobel Perdamaian yang meruntuhkan Apartheid di Afrika Selatan menulis karya "Long Walk to Freedom" di Penjara di Pulau Roben, "Tafsir Fi Zhilal al-Qur'an" karya monumental Sayid Qutb yang dikenal sebagai 'The Most remarkable work of prison literature ever produced' ditulis di tengah gelapnya penjara dan hanya mengandalkan hafalannya di bawah rezim Gamal Abdel Nasr di Mesir dan sedihnya beliau di gantung dipenjara bawah tanah yang gelap dan pengap. Saya dapat menyebutkan puluhan lagi 'Karya-karya besar yang dihasilkan di balik penjara', karena saya pernah mengumpulkan pdf karya-karya tersebut. Saya kagum dengan kebesaran mereka yang mampu menghasilkan karya-karya besar dalam kesulitan di balik jeruji penjara bahkan ditengah siksaan yang berat. Kok bisa? Mereka telah berhasil dengan kesabaran tingkat tinggi (yakni) mengubah derita menjadi karya. Ya, intinya kesabaran mereka luar biasa tak tergambarkan. Dengan kesabaran itulah mereka mengalihkan derita yang mereka rasakan menjadi karya-karya besar dan merupakan sumbangan sejarah yang monumental. Apakah kita perlu dipenjara dulu untuk menghasilkan karya besar? Itu pikiran konyol. Tetapi kita harus mengambil pelajaran bahwa mereka adalah orang-orang yang begitu kuat menanggung derita dan mengubahnya menjadi karya. Saya haqqul yakin bahwa tidak ada hal yang besar dihasilkan melalui kemudahan dan pasti dibalik karya besar ada kesabaran yang panjang. Saya ingat sekali ketika harus menulis disertasi, saya tidak punya fasilitas yang memadai dan tak ada waktu yang cukup. Karena ekonomi saya masih sangat sulit dan saya harus tetap bekerja untuk menghidupi keluarga. Karenanya bagaimana pun lelah kerja di siang hari saya harus menghabiskan waktu di malam hari hingga subuh untuk menulis. Saya hanya punya waktu untuk tidur di pukul 23.00-24.00 dan setelah sholat subuh 30 menit, just it. Itu saya lakukan 3 bulan dan rampung. Untuk sebuah kesulitan yang tak seberapa dibanding orang-orang besar itu. Dari kesabaran yang luar biasa ini lah kita dapat menikmati beragam hal. Kalau anda menyaksikan bagaimana para peneliti bekerja maka anda akan menyaksikan sebuah demonstrasi kesabaran yang luar biasa agar tak secuil pun data terlewatkan dari analisa mereka. Sehingga ketika Nabi Muhammad Saw bersabda: "Surga digapai melalui derita dan kesabaran, barangsiapa yang sabar pada kesulitan di dunia dia akan menggapai surga dan Jahannam dihasilkan melalui kenikmatan dan Syahwat barangsiapa yang melumuri hidupnya di dunia dengan kenikmatan dan Syahwat maka ia akan berakhir di Neraka". Bagi saya hadis ini bukan hanya soal surga dan neraka yang nanti di akhirat tapi juga tentang hasil yang baik dan buruk dari diri seseorang dalam kehidupannya di dunia. Kesabaran adalah sesuatu yang sulit, tapi mengubah kesulitan dengan kesabaran untuk menghasilkan karya itu sesuatu yang dahsyat. Ketika kesulitan mendera mereka sabar dan dengan sabar itu mereka menghasilkan karya. Rasulullah Saw menggambarkan dua hal yang luar biasa. Pertama: jika seorang mukmin ditimpa bala' dan bersabar atasnya maka ganjaran baginya adalah seribu kali syahid. Kedua: satu tetes tinta ulama jauh lebih utama dari seribu tetes darah syuhada. Maka bagaimana menghitung ganjaran orang yang mampu menggabungkan keduanya. Saya tidak sedang mengajak anda semua untuk mengalami derita seperti orang-orang hebat, tetapi mengambil ibrah bahwa dengan kesabaran terhadap kesulitan yang kita alami kita tetap dapat menghasilkan hal-hal yang baik. Sahabat saya Almarhum Hernowo, penulis buku "Mengikat Makna" yang telah menginspirasi ribuan guru sekolah untuk menjadi penulis, pernah berkata bahwa "Andai setiap orang mampu menuliskan ujian kehidupan mereka maka akan lahir karya-karya yang luar biasa". Memang tidak harus kita menjadi penulis karena tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menuangkan apa yang dirasakan dan dipikirkannya menjadi tulisan, bahkan seringkali ide-ide itu lenyap ketika hendak ditulis. Kepada mahasiswa, saya sering berkata: otak manusia mulai bekerja sejak dilahirkan tapi berhenti ketika hendak membuat skripsi. Tetapi paling tidak, ada hal produktif yang bisa kita lakukan dalam kesabaran menanggung derita. Allah SWT berfirman : اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka serta di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. (Al-Furqān [25]:75) Begitulah penghormatan Allah SWT kepada hamba-Nya yang sabar dan dari kesabaran itu, mereka menorehkan prestasi. Tak penting menjadi orang besar, yang terpenting justru menjadi orang yang sabar. Karena janji Allah bukan untuk orang besar, tapi untuk orang yang sabar. Our real blessings often appear to us in the shape of pains, losses and disappointments; but let us have patience and we soon shall see them in their proper figures. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|