Sakit dan derita itu bagian kehidupan dan tak ada seorang pun di muka bumi ini yang bisa melepaskan diri darinya. Baik itu secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik karena memang manusia memilki beragam keterbatasan. Beragam jenis penyakit bisa menimpa manusia baik dari hal-hal eksternal seperti bakteri atau virus maupun dari dalam diri manusia itu sendiri, Seperti hipertensi, diabetes hingga kelainan jantung dan sebagainya.
Serangan virus juga ketidak normalan fungsi tubuh menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit sebenarnya alarm pengingat bagi kita bahwa ada persoalan yang tengah terjadi di dalam tubuh sehingga kita aware terhadapnya. Jadi rasa sakit sebenarnya anugerah agar kita cepat mengatasi persoalan yang terjadi kalau tidak ada rasa sakit maka sangat berbahaya bagi diri kita. Bahkan dengan adanya penyakit ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran berkembang maju. Dalam hadis Rasulullah Saw bersabda : “Pada setiap penyakit Allah turunkan obatntya." Derita dan sakit non-fisik berbeda lagi. Non fisik yang dimaksud adalah derita yang harus ditanggung oleh jiwa seseorang karena persoalan yang dihadapinya. Suatu saat ada orang gila lewat dihadapan Rasulullah Saw dan Ibn Abbas. Rasulullah bertanya pada Ibn Abbas; "Menurutmu bagaimana orang itu" Ibn Abbas berkata "Majnun Ya Rasulullah, itu orang gila", Rasulullah berkata "Bukan dia sedang sakit, orang gila adalah orang yang lalai terhadap dirinya dan kufur terhadap nikmat Allah". Kesabaran dalam menghadapi derita dan kesulitan yang bersifat fisik atau musibah yang di alami adalah kesabaran yang paling rendah. Kesabaran jenis ini adalah Kesabaran Thabii atau Kesabaran alami. Semua orang mengalami dan pada tingkat tertentu bersabar. Murtadha Mutthahari seorang filosof muslim asal Persia, membagi kesabaran yang lebih tinggi dari kesabaran Thabii kepada Kesabaran Khidmah, Kesabaran Idiolojiyyah dan Kesabaran Ilahiah. Kesabaran Khidmah adalah kesabaran pelayanan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik baginya atau bagi orang-orang yang dicintainya. Seorang mahasiswa rela berlelah-lelah mengerjakan tugas atau belajar hingga subuh agar dapat lulus Mata Kuliah yang ditempuh atau pekerja yang kadang berada di antara hidup dan mati. Saya pernah menyaksikan seorang pekerja PLN bergelantungan di atas kawat listrik tegangan tinggi di ketinggian yang luar biasa di panas yang terik siang hari. Sedikit saja terpeleset tubuhnya berubah jadi ‘kripik’, baik terkena sengatan listrik tegangan tinggi atau jatuh ke tanah diketinggian sekitar 40 m. Beban derita dan kesulitan mereka tanggung demi kebaikan dirinya di masa depan atau demi secercah senyum kebahagiaan orang-orang terkasihnya. Kesabaran jenis ini adalah kesabaran dalam melayani. Rasulullah SAW yang mulia bersabda : “Seorang laki-laki yang bekerja untuk keluarganya sama seperti pejuang di jalan Allah, sekiranya mereka meninggal maka mereka meninggal dalam keadaan Syahid”. Suatu saat Imam Ja’far Ash-Shodiq berjumpa dengan satu kafilah yang hendak menunaikan ibadah Hajji. Jamaah di Kafilah itu membanggakan seorang pemuda yang menghabiskan waktunya dalam Ibadah, zikir dan membaca al-Qur’an. Imam Ja’far bertanya “Siapa yang membiayai hidupnya ?” Jamaah itu menceritakan bahwa pemuda itu punya saudara yang bekerja dan selalu mengirimkan biaya untuknya. Imam Ja’far kemudian berkata : “Sesungguhnya saudaranya jauh lebih mulia darinya yang bergantung hidup dari orang lain”. Kesabaran berikutnya yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kesabaran Idiolojiyah (Ideologis) yaitu Kesabaran dalam mewujudkan keyakinan ideologis. Orang-orang besar melewati fase ini. Mereka menanggung derita dan kesulitan yang besar dalam mewujudkan nilai kehidupan yang menurutnya lebih baik, lebih adil dan lebih berkemanusiaan. Tak jarang mereka terpaksa menanggung beratnya beban di penjara dan disiksa. Namun karena kesabaran mereka Allah SWT lindungi dan sampaikan pada tujuan yang ingin mereka wujudkan. Bacalah Biografi Che Guevara dokter yang berjuang melawan imperialisme Amerika, Mahatma Gandi dengan gerakan Ahimsanya menyatukan India melawan Kolonialisme, Soekarno yang memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan, Imam Khomeini menumbangkan Shah Reza Pahlevi bonekanya Amerika di Timur Tengah, Nelson Mandela melawan Apartheid dan banyak lagi tokoh besar lainnya yang melukis sejarah. Mereka adalah orang-orang yang melewati Sabar yang panjang demi mewujudkan nilai-nilai kehidupan yang lebih baik. Puncak tertinggi kesabaran adalah apa yang ditunjukkan Para Nabi dan kekasih Allah : Kesabaran Ilahiyah: Para Nabi mengemban amanah ini. Mereka menanggung semua derita dalam menjalankan amanah6 yang Allah berikan bagi mereka. Derita mereka bukan hanya melawan tiran yang menguasai dunia saat itu tapi merubah6 keyakinan ummat manusia. Di saat para Tiran menempatkan diri mereka sebagai tuhan para Nabi datang memperkenalkan Tuhan pencipta Alam semesta, Tuhan yang tak bergantung pada apapun. Memperkenalkan jalan keselamatan dalam kehidupan, memperkenalkan kehidupan hakiki di akhirat. Mereka menjalankan misi Ilahiah yang disebut oleh al-Qur'an : اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah tagut. Mereka (tagut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah [2]:257) Jangan tanya derita mereka. Nuh berdakwah selama 950 tahun namun istri dan anaknya sendiri menolaknya, Ibrahim di bakar hidup-hidup, Musa dikejar-kejar hendak di bunuh, Isa a.s. yang menebarkan kasih sayang justru di salib (al-Qur'an menyebut diserupakan), dan puncaknya Rasulullah Saw. yang terpaksa Hijrah ketika seluruh suku di Mekkah bersepakat membunuhnya. Penghambaan mereka kepada Allah menyebabkan seluruh sakit dan derita yang mereka alami terasa kecil. وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Āli ‘Imrān [3]:146) Kesabaran akan menyepuh jiwa seorang hamba dari batu yang tak bernilai menjadi permata yang indah kemilau. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|