Selain kepada beberapa orang Allah SWT menunjukkan kebersamaan-Nya Allah SWT secara khusus menunjukkan kebersamaan-Nya dengan orang-orang yang Sabar. ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah [2]:153) Kata "Ma'a" di dalam bahasa Arab bermakna "kedekatan dan kebersamaan di antara dua hal". Ketika kita berkata bahwa sedang bersama sahabat kita 'Jalastu ma'a shodiqi'. Kebersamaan yang dekat dan dalam tempat atau waktu yang sama. Tetapi Kebersamaan Allah dengan hamba-Nya tentu tidak seperti kebersamaan kita dengan sahabat kita. Allah adalah Zat yang Mutlak, tidak berada dalam ruang dan waktu dan tidak setara dengan makhluk-Nya. Ath-Thabari dalam Tafsirnya memaknai bahwa kebersamaan disini bermakna "Bahwa Allah menolong, mendukung dan ridho atas tindakan yang dilakukan oleh hamba yang sabar dengan kesabarannya". Dalam tafsirnya para santri Tafsir al-Jalalain, Tafsir yang ditulis oleh 2 Jalal yaitu Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuti yang kerap penyebutannya diplesetkan para santri dengan 'Tafsir Jalan Lain'. Kata Ma'a dalam ayat itu menunjukkan 'al-Awn' , pertolongan dan perlindungan. Penjelasan Allamah Thabataba'i dalam Tafsir al-Mizan fi al-Tafsir al-Qur'an menarik di simak. Menurutnya bahwa "Ada hal menarik dalam ayat ini (al-Baqarah : 153), mengapa Allah menyebut bersama dengan orang yang Sabar tapi tidak menyebut bersama orang yang sholat padahal di awal ayat itu diperintahkan untuk meminta pertolongan dari Sabar dan Sholat. Hal ini menunjukan maqom perjumpaan melalui kualitas diri. Sabar merupakan maqom atau kedudukan yang dihasilkan melalui upaya yang luar biasa. Kebersaman ini berbeda maknanya dengan kebersamaan yang disebutkan pada ayat : وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Ḥadīd [57]:4) Kebersamaan disini bermakna meliputi segala sesuatu karena Allah SWT adalah al-Muhith (Yang Maha Meliputi). Sedangkan Allah bersama orang yang sabar mengandung makna "Pertolongan dan bantuan Allah" dan Sabar adalah gerbang keluar bagi seluruh persoalan." Sehingga umumnya Mufassir membagi makna kebersamaan dengan Allah dalam dua bagian "Kebersamaan Umum" dan "Kebersamaan Khusus". Kebersamaan Umum bahwa Allah meliputi semuanya, Allah mengetahui semuanya dan Tidak ada apa pun yang terlewatkan dari Ilmu Allah sekali pun tetes air di atas dedaunan. Sedangkan Kebersamaan Khusus bahwa Allah SWT memberikan perhatian khusus dan pertolongan kepada orang-orang tertentu seperti para Nabi-Nya dan orang yang memiliki kualitas diri tertentu seperti Muttaqin, Muhsinun, Shobirin. Namun saya lebih tertarik kepada apa yang disampaikan Ibn Arabi sufi besar yang luar biasa bahwa kebersamaan memiliki beberapa tingkat. Tingkat Pertama adalah al-Taqarub yang bermakna kedekatan bahwa seorang hamba yang sabar berada dalam kesulitan dan dirinya berharap penuh pada Allah agar memberinya kekuatan dan membantu dirinya dalam kesabaran. Tingkat Kedua "al-Ta'luq': Kebersamaan Ketergantungan, dalam kesabarannya ia bergantung sepenuhnya kepada Allah dan tidak sekilaspun dirinya melepaskan ketergantungannya sehingga dia terus berada bersama Allah dalam keluh kesahnya, dalam kesedihannya, dalam kelemahannya, dalam do'a-do'a dan munajatnya. Baginya tak ada yang mengisi jiwanya kecuali bersama dengan Allah dan Allah pun selalu menyambut dirinya. Tingkat Ketiga "al-Ta'asyuq": Kebersamaan karena kecintaan. Sabar membawa kedekatan, dari kedekatan itu menyebabkan ketergantungan dan ketergantungan menyebabkan jatuh cinta. Sebagaimana dalam hadis Qudsi : "Barangsiapa mencari-Ku ia akan menemukan-Ku dan barangsiapa menemukan-Ku ia akan mengenal-Ku dan barangsiapa mengenal-Ku ia akan jatuh cinta kepada-Ku dan barangsiapa jatuh cinta kepada-Ku maka Aku mencintainya" Kecintaan kepada Allah ini berlaku timbal-balik bahwa Allah yang meletakkan cinta itu di hati hamba-Nya. Hamba itu akan mabuk dalam kecintaanya kepada Allah sehingga segala apapun selain Allah menjadi tidak bermakna, kesabaran baginya adalah menanggung kerinduan untuk selalu bermesraan dengan Allah dan Allah hadir di hati hamba-Nya ini untuk membersamainya. Dalam hadist Qudsi Allah berfirman: "Tidaklah meliputi-Ku langit-Ku maupun bumi-Ku akan tetapi yang meliputi-Ku adalah hati orang yang beriman". Sabar akan menghantarkan seorang hamba untuk selalu dalam kebersamaan dengan Allah dan Allah bersamanya. Karenanya...Bersabarlah. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|