Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (Āli ‘Imrān [3]:200) Ujung ayat ini menyebutkan لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ agar kamu beruntung. Huruf Laala sebagaimana juga pada ujung ayat puasa menunjukkan kesimpulan dari beragam syarat yang telah dipenuhi akan mengantarkan seseorang itu pada tujuan yaitu keberuntungan (tuflihun). Kata ini menunjukkan kemenangan, baik yang bersifat materi maupun maknawi, duniawi maupun ukhrawi. Apa yang diharapkan menjadi terjadi dan ketenangan terwujud? Manusia mengharapkan kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan semua akan terealisasi sekiranya program yang telah ditetapkan Allah SWT itu terpenuhi. Bahwa jika syarat-syarat yang telah ditetapkan itu terpenuhi maka keberuntungan itu akan terjadi. Apa saja program yang telah ditetapkan Allah untuk mencapai hal tersebut ? 1. Isbiru : Ini adalah perintah wajib untuk bersabar. Syarat utama yang harus dipenuhi jika ingin mendapatkan keberuntungan. Sama seperti jika anda mengingkan tubuh ideal maka Anda wajib melakukan diet tanpa diet tubuh anda tidak akan pernah ideal. Demikian Sabar sebagai syarat utama. Sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya bahwa sabar adalah kemampuan jiwa dalam menanggung kesulitan dan derita tanpa keluhan dihadapan manusia. Sabar sebagai fondasi bagi upaya kita mencapai keberuntungan. 2. Shobiru : kata ini berasal dari kata Musobiroh dari bab Mufailah. Yang memiliki makna Teguh, Istiqomah dan kokoh dihadapan kesabaran musuh. Saya pernah bertemu dengan Rudy Hartono, seusia saya ke atas pasti mengenal baik nama ini. Legend dalam bulu tangkis dan 8 kali berturut-turut memenangkan All England. Dalam pertemuan tidak sengaja itu saya bertanya apa yang membuat dirinya selalu menang menghadapi lawan-lawan tandingnya. Dia berkata: "Jangan pernah tunjukkan kelemahanmu dihadapan lawanmu sekali pun kamu sudah sangat kelelahan, yakinilah bahwa lawanmu lebih lelah darimu hanya mereka tidak menunjukkannya". Aba Abdillah salamullah alaih berkata : "Musuh seorang mukmin itu ada tiga; orang kafir yang membencinya, saudara seiman yang iri padanya dan Setan yang ingin menghancurkannyaa. Tidak ada musuh paling keras bagi mukmin kecuali Setan". Al-Qur'an memperingatkan : اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ Sesungguhnya setan itu musuh bagimu. Maka, perlakukanlah ia sebagai musuh! Sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala). (Fāṭir [35]:6) Syaithan tidak pernah lelah dalam upayanya menghancurkan orang beriman, beragam cara dilakukannya dan beragam jalan dilaluinya. Ada seseorang bertanya kepada Hasan al-Bashri: "Wahai Syaikh apakah Syetan tidur?" Hasan al-Bashri menjawab : "Sekiranya Setan tidur kita punya waktu untuk beristirahat dari tipu dayanya". Setan tak pernah sekejap pun lelah untuk menikam kita. Karenanya hubungan kita dengan Allah SWT melalui zikir-zikir kita tak boleh terputus. Sejenak saja terputus maka kita seperti seekor domba yang terpisah dari rombongan dan serigala yang telah mengintainya menanti kesempatan segera menerkamnya. Istiqomah dalam kesabaran adalah syarat kedua menggapai keberuntungan. 3. Robithu : berasal dari kata Rubath yang bermakna mengikatkan sesuatu pad tempat tertentu. Seperti menambatkan kuda pada tempat tertentu. Karenanya tempat parkir kuda di penginapan dulu disebut Rubath. Seseorang yang siaga selalu menyiapkan segala sesuatunya siap sedia untuk digunakan kapan saja, ia selalu dalam keadaan awas. Dalam kehidupan kita beragam peristiwa bisa terjadi kapan saja dan kadang tak terduga. Jiwa kita harus selalu siaga karena musuh mengincar kelengahan kita. Upaya kita untuk saling mengingatkan menjadi sangat penting. Kebersamaan kita dengan orang-orang sholeh menjadi sangat penting seperti yang disampaikan oleh Imam Ja'far Ash-Shadiq : "Ulama kami adalah penjaga ummat ini dari makar Setan." Kadang al-Murabithah juga bermakna al-Muraqabah yang berarti selalu merasa dalam di awasi oleh musuh-musuh. Ada kalanya Murabithah juga bermakna ketersambungan ibadah yang satu dengan ibadah yang lain. Ali bin Abi Thalib salamullah alaih berkata : "Al-Murabithah adalah menantikan sholat berikutnya setelah melaksanakan sholat". Hatinya dan ruhnya selalu tertambat dalam ibadah kepada Allah SWT. Jika demikian maka Allah akan selalu menjaga dirinya. Dan syarat ke-4 adalah Ketakwaan kepada Allah. Bahwa dirinya lemah kecuali Allah SWT menguatkan dirinya. Ada seorang santri yang telah mengaji lama di pesantren dan ia meminta izin kepada Kyai untuk kembali ke kampungnya. Kyai bertanya: "Apa yang akan engkau lakukan di kampung nantinya?" Santri itu menjawab: "Aku akan mendakwahkan Islam" Kyai kembali bertanya: "Bagaimana kalau Setan datang dan menghalangi jalan dakwahmu?" Santri itu menjawab: "Aku akan lawan Setan". Kyai itu berkata: "Engkau belum lulus, kembalilah belajar. Bagaimana mungkin Setan yang telah menggelincirkan Adam a.s. dan Ibunda Hawa dapat dikalahkan oleh santri sepertimu". Beberapa tahun berikutnya santri itu menyampaikan kembali maksudnya dan Kyai bertanya dengan pertanyaan yang sama. "Jika Setan menghalangi jalan dakwahmu apa yang akan kau lakukan?". Santri itu menjawab: "Aku akan memohon perlindungan Allah." Kyai itu tersenyum dan berkata: "Sekarang engkau sudah lulus". Jika program ini kita tempuh maka keberuntungan akan kita raih. Semoga. ***
0 Comments
Leave a Reply. |
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|