Ya, tak dinyana tak diduga, pada suatu hari di bulan November, saya menerima undangan dari sebuah organisasi besar, Yayasan Inki untuk Riset dan Studi, untuk hadir dan menyampaikan makalah, dalam sebuah konperensi internasional di Baghdad. Di akhir Januari 2024. Hampir bertepatan dengan rencana awal saya ikut dalam perusahaan travel itu. Bukan saja semua biaya mereka tanggung, bahkan mereka pun menanggung semua biaya isteri saya😊. Memang, saya hampir selalu bepergian bersama isteri saya dalam perjalanan ke luar kota, apalagi ke luar negeri.
0 Comments
Kisahnya bermula kira-kira hampir setahun yang lalu, meski niat berziarah ini sudah saya pendam sejak lama. Ziarah ke mana? Kalau pembaca tulisan berseri ini memperhatikan, ada satu tokoh besar sahabat Nabi yang namanya belum tersebut dalam nama-nama yang sudah pernah saya ziarahi. Bukan saja dia sahabat besar Nabi, dia bahkan sepupu sekaligus menantu beliau saw. Dialah Sayidina Ali bin Abi Thalib. Khalifah keempat dari Khulafaa' ar-Raasyidiin.
Tentu tidak semua orang sepakat dengan pandangan tentang manfaat ziarah kubur seperti saya sampaikan pada bagian pertama tulisan ini. Baik dari segi spiritual, apalagi dari segi filosofis. Bagi sebagian dari kelompok ini, apa yang saya tulis itu seperti mengada-adakan sesuatu yang tidak ada dalam ajaran Islam. Tapi, bagi saya, ziarah kubur setidaknya telah menghidupkan kisah dan sejarah orang-orang baik yang saya ziarahi.
Kata "ziarah" berasal dari bahasa Arab. Artinya, mengunjungi atau bertandang. Maknanya umum, bisa bertandang ke rumah orang, mengunjungi tempat lain, atau melakukan ibadah keagamaan yang melibatkan kegiatan bepergian mengunjungi tempat peribadatan tertentu. Bisa di luar kota, atau bahkan di luar negeri. Contohnya ziarah haji. Tapi, dalam tulisan bersambung saya ini, meski tetap mengandung semua makna umum di atas, kata ziarah saya maksudkan untuk secara khusus menunjuk kegiatan mendatangi makam atau kuburan. Ya, ziarah kubur.
Imam Khamenei, Pemimpin Agung Revolusi Islam, menemukan sumber inspirasi yang memukau dalam kehidupan Imam Musa bin Jakfar as, atau yang lebih dikenal sebagai Imam Musa Kazhim as. Kehidupan Imam Musa bin Jakfar tidak hanya mencerminkan kekuatan, tetapi juga makna yang melampaui batas. Dalam kediamannya yang tersembunyi, di tempat-tempat yang hanya dapat diakses oleh sahabat terdekatnya, terdapat tiga objek yang sarat dengan simbolisme mendalam.
|
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
May 2024
Categories
All
|