Baru di hari pertama konperensi, yakni di malam Welcoming Reception itu, saya sudah berbesar hati mendengar Sayed 'Ammar sekali lagi menekankan tentang pentingnya kewargaan para pengikut Ahlul Bayt as. di masyarakat plural yang di dalamnya mereka hidup. Esoknya, sebagai hari pertama konperensi, niat dalam hati (yang saya tuangkan dalam makalah) saya sudah mendapat dukungan dari salah satu peserta konperensi - yang sebelumnya sudah lama saya follow di X (twitter) - tentang pentingnya kaum Syiah untuk tak menekankan pada identitas eksklusif dan hanya terperangkap dalam kekelompokan mazhab. Serta, sebagai gantinya, mereka harus melihat dirinya sebagai bagian dari keislaman, bahkan kemanusiaan universal.
0 Comments
Catatan Pembuka: Tadinya, bagian 5 (sannke-6) dari seri tulisan saya tentang ziarah saya ke Iraq ini akan melanjutkan cerita ziarah saya ke makam para tokoh besar utama dalam sejarah Islam, yang dimakamkan di negeri ini. Khususnya Ziarah Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Sayidina Husayn. Tapi, setelah bagian 4 - yang menyinggung tentang konperensi yang saya ikuti di Baghdad itu - ditambah tersebarnya informasi tentang judul konperensi tersebut, banyak yang bertanya tentang apa isi konperensi itu sendiri. Karena kebetulan memang secara kronologis konperensi (tepatnya, Welcoming Reception) diselenggarakan di hari pertama kedatangan saya di Baghdad, persis setelah saya selesai berziarah di kota itu, maka saya putuskan untuk lebih dulu menuliskan tentang konperensi ini, baru kemudian melanjutkan kisah ziarah saya - yang memang baru berlanjut setelah konperensi selesai dua hari setelah itu. Baru setelah ini, akan saya lanjutkan cerita ziarah saya. Harap maklum.
Ya, tak dinyana tak diduga, pada suatu hari di bulan November, saya menerima undangan dari sebuah organisasi besar, Yayasan Inki untuk Riset dan Studi, untuk hadir dan menyampaikan makalah, dalam sebuah konperensi internasional di Baghdad. Di akhir Januari 2024. Hampir bertepatan dengan rencana awal saya ikut dalam perusahaan travel itu. Bukan saja semua biaya mereka tanggung, bahkan mereka pun menanggung semua biaya isteri saya😊. Memang, saya hampir selalu bepergian bersama isteri saya dalam perjalanan ke luar kota, apalagi ke luar negeri.
Kisahnya bermula kira-kira hampir setahun yang lalu, meski niat berziarah ini sudah saya pendam sejak lama. Ziarah ke mana? Kalau pembaca tulisan berseri ini memperhatikan, ada satu tokoh besar sahabat Nabi yang namanya belum tersebut dalam nama-nama yang sudah pernah saya ziarahi. Bukan saja dia sahabat besar Nabi, dia bahkan sepupu sekaligus menantu beliau saw. Dialah Sayidina Ali bin Abi Thalib. Khalifah keempat dari Khulafaa' ar-Raasyidiin.
Tentu tidak semua orang sepakat dengan pandangan tentang manfaat ziarah kubur seperti saya sampaikan pada bagian pertama tulisan ini. Baik dari segi spiritual, apalagi dari segi filosofis. Bagi sebagian dari kelompok ini, apa yang saya tulis itu seperti mengada-adakan sesuatu yang tidak ada dalam ajaran Islam. Tapi, bagi saya, ziarah kubur setidaknya telah menghidupkan kisah dan sejarah orang-orang baik yang saya ziarahi.
|
Risalah Amman (kesepakatan ulama dan cendekiawan seluruh dunia tahun 2005 di Yordania):"Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja’fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. " Archives
April 2024
Categories
All
|